NUNUKAN, Jakarta
– Rumah yang dimiliki oleh Laning, seorang penduduk di RT 006, Desa Sekaduyan Taka, Kecamatan Seimanggaris, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, mengalami kebakaran total pada hari Jumat tanggal 4 April 2025 petang.
Rumah bertingkat dua dengan ukuran 9×15 meter persegi itu hancur total karena terkena kilatan petir.
“Peristiwa itu terjadi pada hari Jumat petang sekitar pukul 17.15 WITA,” demikian ungkap Sekretaris Desa Sekaduyan Taka, Tarto, ketika dihubungi pada Sabtu (5/4/2025).
Seimanggaris adalah sebuah desa yang terletak di daerah pedalaman Nunukan dan berada di zona perbatasan antara Republik Indonesia dengan Malaysia.
Desa Sekaduyan Taka mempunyai luas wilayah kira-kira 70 km² dan mengakomodasi lebih dari seribu kepala keluarga yang berjumlah lebih dari empat ribu orang. Di dalam desa tersebut terdapat pula 1.067 tanda batas negara.
Tarto menceritakan bahwa insiden itu dimulai saat hujan lebat bersama dengan guntur melanda daerah Seimanggaris pada kira-kira pukul 16.10 WITA.
Gema petir mengguncang dengan kuat di sekitar pukul 17.00 WITA, menyebabkan keluarga Bapak Laning bersama beberapa anak lainnya terkejut dan panik.
Pada saat tersebut, si pemilik rumah masih tidak menyadari kalau panel surya yang terpasang di lantai dua tertimpa petir.
“Lantai kedua rumah Pak Laning tak digunakan untuk tinggal. Hanya difungsikan sebagai tempat penyimpanan barang-barang dan sarang burung layang-layang. Sang pemilik rumah hanya menyadari kebakaran setelah api mulai membesar di lantai tersebut,” jelas Tarto.
Mereka kemudian segera bercorat-bcorai untuk melarikan diri sambil berteriak minta pertolongan dari penduduk setempat.
Karena banyak bahan bakar yang ada di lantai kedua, api dengan cepat menyebar dan menghancurkan seluruh bangunan itu.
Walaupun banyak orang berkumpul untuk membantu memadamkan kebakaran, tak ada satu pun benda di dalam rumah yang berhasil diselamatkan.
“Api akhirnya dapat dikendalikan sekitar pukul 18.34 WITA. Rumah tersebut sudah hangus terbakar, meninggalkan sisa-sisa material bangunan saja. Estimasi kerugiannya mencapai beberapa ratus juta rupiah,” ungkap Tarto.